Dalam menjalankan tugasnya, seorang wartawan atau jurnalis perlu melakukan wawancara narasumber untuk menggali data atau fakta yang dapat memberikan nilai tambah pada beritanya. Satu pertanyaan tentang jurnalistik yang mungkin ada di benak setiap wartawan adalah bagaimana menyusun pertanyaan yang baik?
Bukan pertanyaan yang aneh mengingat informasi berita berasal dari pertanyaan yang wartawan ajukan. Terlebih untuk wartawan pemula, daftar pertanyaan sangat membantu dalam melakukan wawancara.[1] Salah membuat pertanyaan justru membuat wawancara menjadi “wawancara kosong”, yakni wawancara tanpa hasil.
Lalu, apa yang harus wartawan lakukan saat menyusun pertanyaan tentang jurnalistik untuk wawancara narasumber?
1. Memahami secara Mendalam tentang Topik Wawancara
Apa yang harus dimiliki seorang jurnalis? Pemahaman yang mendalam terkait dengan isu atau topik yang akan diangkat menjadi berita.
Dalam penyusunan pertanyaan, pengetahuan yang baik akan topik yang menjadi bahan pemberitaan, akan membantu Anda dalam menyusun pertanyaan yang berbobot. Sedangkan saat melakukan wawancara, Anda dapat dengan mudah mengembangkan pertanyaan guna menggali informasi lebih jelas.
Anda berkesempatan untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan spontan dengan cepat terkait isu yang sedang dibahas dengan narasumber. Selain itu, berbekal pengetahuan, Anda juga bisa mengenali peluang untuk mengeksplorasi informasi-informasi tertentu yang mungkin belum terungkap sebelumnya.
Bukan hanya itu, dengan pemahaman mendalam, Anda juga memiliki kemampuan untuk mengintensifkan dan mempercepat dinamika wawancara. Dinamika percakapan yang cepat antara pewawancara dan narasumber inilah yang biasanya menjadi momentum bagi wartawan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
2. Melakukan Riset Pertanyaan Terlebih Dahulu
Riset membantu wartawan merancang pertanyaan yang lebih mendalam bukan sekadar perntanyaan basa-basi yang sudah jelas jawabanya. Selain itu, riset pertanyaan juga membantu Anda menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat klise atau sudah sering diajukan.
Riset dapat Anda lakukan dengan membaca sumber-sumber penting yang relevan dengan isu atau topik yang akan Anda bahas bersama narasumber. Kenali konteksnya, latar belakangnya, dan perkembangan terkini terkait topik tersebut.
Jangan terpaku pada satu jenis sumber. Gunakan sumber-sumber yang beragam, termasuk publikasi akademis, media massa, dan riset ilmiah, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan terdiversifikasi.
3. Membuat Pertanyaan Terbuka
Agar menghasilkan informasi dari narasumber yang Anda wawancarai, maka susunlah pertanyaan tentang jurnalistik dengan bentuk pertanyaan terbuka. Apa itu pertanyaan terbuka?
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak mengacu pada “iya” atau “tidak”. Dalam konteks wawancara, penggunaan pertanyaan terbuka memiliki tujuan untuk memberikan kebebasan kepada narasumber untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman mereka dengan lebih rinci.
Dalam konteks praktis, ketika narasumber merasa bebas untuk berbicara, wartawan dapat mengumpulkan informasi lebih komprehensif dan kontekstual. Hal ini memungkinkan wartawan untuk memahami sudut pandang narasumber secara menyeluruh dan menyajikan berita dengan lebih mendalam.
Berikut adalah contoh pertanyaan tentang jurnalistik:
- Pertanyaan tertutup: Apakah Anda setuju dengan kebijakan baru yang pemerintah terapkan?
- Pertanyaan terbuka: Bagaimana tanggapan Anda terhadap kebijakan baru yang pemerintah terapkan?
4. Mengajukan Pertanyaan Lanjutan dari Jawaban Narasumber
Dalam memberikan jawaban atas pertanyaan jurnalis, seorang narasumber mungkin saja memberikan jawaban yang kurang jelas maksudnya atau ambigu. Untuk mengatasi hal ini, seorang wartawan bisa mengajukan pertanyaan lanjutan.
Pertanyaan lanjutan dalam wawancara merujuk pada pertanyaan yang pewawancara ajukan sebagai tindak lanjut dari jawaban yang sudah narasumber berikan. Pertanyaan ini pewawancara buat untuk merinci informasi yang telah narasumber katakan sebelumnya serta untuk memahami lebih baik konteks atau detail tertentu.
Praktik ini penting untuk wartawan lakukan ketika ada ketidakjelasan informasi. Hal ini untuk mencegah adanya kesalahan dalam pemberitaan di kemudian hari.
Contoh pertanyaan lanjutan ini adalah:
- Apakah Anda bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai pernyataan Anda tentang ….?
- Bisakah Anda memberikan contoh konkret atau ilustrasi terkait dengan pengalaman tersebut?
5. Membuat Pertanyaan yang Spesifik
Pertanyaan tentang jurnalistik yang spesifik dan to the point menjadi salah satu pilar utama dalam praktik wawancara jurnalistik yang efektif. Kemampuan wartawan untuk merumuskan pertanyaan yang jelas dan terfokus memiliki dampak signifikan terhadap kualitas dan kedalaman informasi.
Contoh pertanyaan tentang jurnalistik yang spesifik adalah:
- Bagaimana Anda merespon terhadap kritik terbaru yang menyebutkan bahwa perusahaan Anda tidak cukup transparan dalam pengelolaan dana amalnya?
- Bagaimana tim manajemen Anda merespon kejadian [nama kejadian] yang baru-baru ini menciptakan kehebohan di kalangan masyarakat?
6. Membuat Pertanyaan Tentang Jurnalistik yang Menantang dan Kontroversial
Untuk menggali informasi yang dalam akan suatu isu, pertanyaan yang sifatnya kontroversial bisa menjadi ujung tombak agar narasumber memberikan responnya. Pertanyaan tentang jurnalistik juga harus dibuat menantang dan terkesan kontroversial.
Mengapa demikian?
Narasumber mungkin memiliki pandangan atau informasi yang belum terungkap secara terbuka. Pengajuan pertanyaan yang sifatnya kontroversial dapat merangsang mereka untuk mengungkapkan perspektif yang mungkin lebih tersembunyi atau jarang orang bahas.
Namun, perlu Anda pahami bahwa penggunaan pertanyaan kontroversial harus dilakukan dengan bijak dan tetap memperhatikan etika jurnalistik. Di mana menurut pasal 1 dari Kode Etik Jurnalistik, wartawan tidak boleh beritikad buruk.[2] Artinya wartawan tidak dengan sengaja membuat pemberitaan yang merugikan pihak lain.
Wartawan harus menjaga keberimbangan dalam penyajian informasi dan memastikan bahwa pertanyaan tersebut membantu mencapai tujuan jurnalistik. Selain itu, tanpa merugikan narasumber atau menciptakan konflik yang tidak perlu.
Mengetahui strategi dalam menyusun pertanyaan tentang jurnalistik di atas adalah hal yang penting untuk Anda perhatikan. Ingat pertanyaan memegang peranan kunci dalam mendapatkan data dan fakta untuk masyarakat. Untuk itu penyusunannya tidak bisa asal, guna mendapatkan informasi yang mendalam dan relevan.